Sulang Balik: Rasa dan Pikiran Hadir serta Hilang dalam Kehidupan

Penulis: Ika Gita Saputri

GUA Lokal menghadirkan pameran tunggal lukisan karya Franky Pandana yang resmi dibuka pada 3 November–2 Desember di Cafe Me & Kalingga dengan tema “Sulang Balik”. Filosofi tema ini menyinggung momen-momen yang diambil di ruang makan dan meja kopi. Hal ini  menceritakan kisah tentang gestur atau tindakan minum, baik itu dalam situasi kumpul bersama orang lain atau sendirian.  Pameran ini bersanding dengan rasa dan pikir yang hadir serta hilang di keseharian kita, khususnya di seputaran meja dan kursi, di sekeliling hati dan batin. 

Franky Pandana merupakan seorang seniman kelahiran 1976 yang berasal dari Medan, dengan fokus multidisiplin sebagai prinsip yang menjadi jalan dan bekal melewati kesehariannya. Baginya, proses pemikiran dan perasaan merupakan dua faktor yang dominan dalam menyeimbangkan ketertarikan elemen visual dan konsep kebebasan yang ada, kesederhanaan dengan kerumitan dan kekanakan dengan kedewasaan.

Baca Juga: Taman Buah Lubuk Pakam, Destinasi Wisata Nyaman dan Menarik

Tidak ada satu pun objek dalam  lukisan ini tergambarkan dengan sempurna. Kesederhanaan figur yang dilukis mampu membuat seniman untuk melukis, tanpa memproses bentuk gambar melalui pemikiran yang panjang. Beberapa gambar menampilkan kilasan objek yang miring, namun tidak terjatuh. 

Beberapa objek lukisan ini bisa sangat relevan dengan audiensi. Hampir semua orang dapat mengaitkan dirinya dengan benda-benda yang dilukis Franky, sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Objek lukisan ini melambangkan keakraban, baik dengan diri sendiri maupun orang lain.

Baca Juga: Termegah di Asia, Masjid Agung Medan Siap Jadi Ikon Baru di Sumut

Editor: Kauria Rawia