Makan dan Minum Tidak Boleh Berdiri

- Advertisement - Pfrasa_F
(Ilustrator: Muhammad Ihsan)

Penulis: Nur Citra Naadirah Br Tarigan

Disuatu hari di pagi yang cerah di Madrasah Tsanawiyah (Mts) Tuhfah, ada beberapa siswi yang sedang bersantai dan berbincang di kantin sembari menunggu bel sekolah berbunyi yang menandakan kegiatan belajar dan mengajar akan dimulai.

“Tugas matematika kalian yang dari Ibu Sulis kemarin sudah selesai belum?” Tanya Hana pada ke lima orang temannya yang juga berada di kantin tersebut.

“Hah? Tugas? Yang mana? Kok aku ga ingat sama sekali ada dikasih tugas,” Arfan terkejut serta kebingungan karena merasa tidak ada tugas yang diberikan oleh gurunya pekan lalu.

“Halah, kalau kamu Fann semua hal juga kamu sering lupa,” Pungkas Farhan karena sudah tau bagaimana pelupanya temannya itu.

Baca Juga: Cahaya di Ujung Jalan /2/

“Kamu juga Han, sudah tau temanmu ini pelupa kenapa ga di ingatkan sih?,” Kecewa Arfan kepada Farhan.

“Loh, salah sendiri kenapa ga ingat, jangan nyalahin orang lain, seharusnya kamu, kalau sudah tau sering lupa inisiatif dong, buat catatan kecil untuk pengingat kamu, jadi sewaktu kamu buka bukunya bisa ingat,” Saran Farhan kepada Arfan dengan wajah yang cukup datar dan memelas.

“Siap laksanakan yang mulia Farhan,” Jawabnya antusias dengan gaya menghormat kepada Farhan, dan dibales dengan kekehan saja oleh Farhan dan beberapa teman lainnya.

“Haha ada-ada saja kalian ini, sudah daripada mengulur-ulur waktu mending kamu kerjakan sekarang deh Fan sebelum masuk kelas, karena hari ini Bu Sulis juga mau masukin nilai kita juga ke buku nilai Bu Sulis, kalau ga siap nanti bisa-bisa kena hukum lagi kamu,” Fatimah mengingatkan Farhan agar ia tidak kena hukuman.

“Ohh iya, baiklah, kalau begitu aku balik ke kelas duluan ya sobat-sobat seperjuangan, see you, doakan Arfan otaknya encer buat ngerjain tugas matematika itu, dah bye semuanya!” Ya seperti itulah ciri khas Arfan yang paling aktif juga paling ceria diantara mereka semua.

“Mau kemana kamu Arfan?,” Tanya Inaya salah satu teman kelas mereka yang baru saja sampai di kantin.

“Kelas, mau ngerjain tugas,” Jelasnya pada Inaya.

“Ohh, gitu,” Singkat Inaya, kemudian menyapa teman-teman lainnya yang berada di kantin tersebut “Haii teman-teman semuanya,” antusiasnya menyapa seluruh temannya.

“Hai,” Serentak mereka semua yang berada di kantin.

“Inaya, kalau makan alangkah lebih baiknya duduk Nay,” Tegur Fatimah secara halus dengan senyuman manis agar Inaya tidak merasa tersinggung.

“Eh, iya lupa, maaf ya teman-teman, hehe…” Spontan Inaya langsung jongkok ketika di ingatkan oleh Fatimah tadi.

“Iya Nay, sini duduk di samping aku aja, jangan jongkok gitu ntar kamu cape,” Ajak Fatimah kepada Inaya agar duduk di tempat yang lebih nyaman.

“Fat, kenapa makan sambil berdiri itu ga boleh? Padahal kalau kita lihat-lihat di sekitaran kita banyak sekali orang-orang yang makan sambil berdiri, dan itu suatu hal yang normal dilihat oleh semua orang,” Tanya Farhan pada Fatimah.

“Baiklah, aku jawab ya, Rasulullah adalah seseorang yang menjadi tauladan untuk kita kan? Dengan kita mengikuti dan mengerjakan sunah-sunah yang di lakukan Rasulullah dahulu kala, ibaratnya Rasulullah adalah role model kita, agar kita bisa mengikuti jejak beliau, nah ketika kita menjadikan seseorang itu sebagai role model, sudah pasti kalian akan mengikuti apa yang ia lakukan untuk meraih ke suksesan tersebut kan? Sama halnya dengan kita yang menjadikan Rasulullah sebagai tauladan dengan mengikuti dan melakukan hal-hal Sunnah yang Rasulullah lakukan, seperti makan dan minum yang lebih baik duduk, dan pada hasil penilitian kesehatan, makan ataupun minum berdiri itu dapat menggangu kesehatan manusia, jadi makan dan minum dalam keadaan berdiri itu lebih banyak mudaratnya jadi alangkah lebih baiknya kita untuk mengikuti sunah yang Rasulullah lakukan, namun pada saat hal tertentu yang membuat tidak bisa duduk maka di perbolehkan sambil berdiri, tapi kalau urgent aja ya, Jadi kalian masih mau makan dan minum sambil berdiri lagi? Hmm…” Fatimah menjelaskan dengan sepengetahuan yang ia ketahui dan berharap teman-temannya dapat memahaminya.

“Maa Syaa Allah,” Satu kalimat serentak yang dilontarkan mereka setelah selesai mendengar penjelasan dari Fatimah.

“Baiklah, kami ga akan mengulangi lagi makan dan minum berdiri,” Ucap Inaya.

“Terimakasih atas penjelasannya Fatimah” Farhan mengatakan itu dengan rasa kagum terhadap jawaban serta penjelasan temannya tersebut yang mudah dipahami olehnya dan teman-teman lainnya juga.

“Ya, sama-sama,” Balas Fatimah. “Ahamdulillah, kalian sudah memahaminya semoga di kedepannya di terapkan ya bestie-bestie.” Sambungnya.

“Oke siap laksanakan Ibu Fatimah,” Jawab Inayah penuh semangat. “Tapi kalau kelupaan ingetin lagi ya, hehe…” Sambungnya.

“Oke, in syaa Allah aku bakalan ingetin kok, kita semua harus sama-sama saling mengingatkan ya teman-teman,” Peringat Fatimah.

“Baik, in syaa Allah,” Serentak mereka semua.

“Yaudah yuk, masuk kelas, sebentar lagi bel nya bunyi,” Ajak Hana.

“Hayyuk,” Serentak mereka semua lalu beranjak pergi dari kantin menuju kelas.

– Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Adi dari Sa’id bin Arubah dari Qatadah dari Anas bahwa Nabi ﷺ telah melarang seseorang minum dalam keadaan berdiri. Kemudian ditanyakan kepada beliau, “Bagaimana dengan makan?” Beliau menjawab, “Terlebih lagi dalam makan.” Abu Isa berkata, Ini adalah hadits hasan. (HR. Tirmidzi- 1800)

– Telah menceritakan kepada kami Yahya dari Syu’bah, telah menceritakan kepada kami Qatadah dari Anas, Rasulullah ﷺ melarang minum sambil berdiri. Aku (Anas bin Malik radhiallahu’anhu) bertanya, bagaimana kalau makan? Beliau bersabda, “Itu (dilarang) lebih keras lagi.” (HR. Ahmad-12406)

Baca Juga: Ikhlas Terhadap Takdir yang Telah Allah Berikan

Editor: Syahda Khairunnisa 

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share article

Latest articles