Hiruk Pikuk Kehidupan Pesisir Bagan Deli

- Advertisement - Pfrasa_F
(Foto : Dok. Dinamika)

Pesisir merupakan wilayah daratan yang berbatasan dengan laut. Dinamika kehidupan pesisir yang beragam mengikuti keadaan alam dan kondisi ekosistem laut. Bagan Deli menjadi salah satu daerah pesisir yang terletak di Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan, Sumatra Utara. Kondisi alam di sana sangat berpengaruh besar terhadap kehidupan masyarakatnya. Mata pencaharian utama sebagai nelayan menjadikan mereka bergantung pada kondisi alam guna mendukung keselamatan saat melaut dan hasil tangkapan.

Selain nelayan, masyarakat juga meraup pendapatan dengan berniaga sembako, monza, dan pengolahan ikan hasil tangkapan. Hal ini merupakan pendapatan mereka selain dari nelayan dan menjadi alternatif saat musim paceklik tiba. Masyarakat di sana juga sangat berhubungan baik dan akrab dengan tetangga maupun pendatang.

Saat musim paceklik umumnya masyarakat mengurangi aktivitas melaut. Musim paceklik ini menjadi ancaman bagi nelayan yang berpengaruh terhadap hasil tangkapan mereka. Salah satu nelayan penduduk setempat, sebut saja Pak Akas mengungkapkan musim paceklik ini dimulai dari bulan Januari sampai pertengahan tahun. Saat tidak melaut mereka memanfaatkan hasil tangkapan berupa kepiting bakau, umumnya banyak dijumpai di hutan bakau yang berdekatan dengan pesisir.

Musim paceklik ini dari mulai bulan Januari sampai pertengahan tahun nanti. Saat tidak
melaut saya menangkap kepiting bakau yang dekat dengan pesisir, dan banyak dijumpai di hutan bakau, ungkapnya.

Kondisi wilayah pesisir yang jauh dari pusat kota, menjadikan kurangnya perhatian pemerintah kepada masyarakat Bagan Deli. Namun hal demikian, pemerintah sudah berupaya sedikit banyaknya membantu masyarakat melalui program bantuan seperti Program Keluarga Harapan (PKH).

Tapi sangat disayangkan pemerataan bantuan yang belum terukur dan tidak sepenuhnya masyarakat mendapat keadilan di sana. Seperti halnya pemenuhan bahan bakar kapal masih sulit didapatkan. Nelayan mengeluhkan solar yang digunakan untuk kebutuhan melaut tidak dapat dibeli di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Sehingga nelayan harus membeli solar tersebut kepada agen-agen yang harganya lebih mahal dari pembelian di SPBU. Harga yang ditawarkan agen berkisar antara RRp8000,00.–Rp9000,00. dari harga penjualan SPBU yang hanya Rp6000,00. saja. Hal ini jelas menyulitkan nelayan.

Di sisi lain, nelayan juga mengeluhkan penggunaan pukat harimau oleh beberapa oknum yang bertentangan dengan peraturan pemerintah atas kelegalan penggunaannya. Nelayan juga sudah melapor kepada pihak berwajib, namun kurangnya respons menjadikan penggunaan pukat harimau masih terjadi hingga saat ini.

Selain kehidupan ekonomi, masyarakat pesisir juga taat terhadap agama. Penduduk tersebut tidak melupakan hubungan baik dengan Tuhan-Nya, seperti halnya mereka yang beragama Islam selalu menjaga salat lima waktu, walau melaut sekalipun.

Namun sangat disayangkan, limbah masyarakat berupa sampah rumah tangga berserakan di beberapa titik wilayah pesisir. Hal ini sangat mengganggu kenyamanan dan bisa berdampak pada polusi air laut yang bercampur dengan sampah-sampah organik dan anorganik tersebut.

Di sela-sela limbah yang berserakan, penghasilan nelayan di kala musim melaut tiba sangat melimpah ruah. Harga ikan, kepah, dan hasil laut lainnya bisa didapatkan dengan harga yang cukup murah dan hasil tangkapan yang masih alami dan segar.

Bagan Deli yang berdekatan dengan Pelabuhan Besar Belawan, juga menunjukkan perbedaan pola hidup yang signifikan. Pelabuhan yang besar dan canggih serta dikelilingi perusahaan industri berdampingan dengan masyarakat di sepanjang wilayah pesisir yang hidup sederhana dan berkecukupan.

Namun, kehidupan yang sederhana dan berkecukupan tidak membuat masyarakat pesisir dipandang sebelah mata, melainkan menjadi corak khusus keberagaman masyarakat Indonesia.

Reporter : Fakhri Rizki dan Muhammad Haritz Ar-Rasyid
Editor     : Kauria Rawia

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share article

Latest articles