Waktumu, Kau Habiskan Ke mana?

- Advertisement - Pfrasa_F
Ilustrasi waktu. (foto/Ilustrasi/Pexels/pixabay)

Penulis: Sri Julia Ningsih

“Jika ingin mengetahui nikmat sehat, maka kunjungilah rumah sakit. Jika  ingin mengetahui nikmatnya bahagia dan waktu maka kunjungilah penjara”

Saya selalu mengingat kalimat yang saya baca beberapa waktu yang silam itu, bahkan saya yakin kata-kata ini sudah sangat familiar di telinga kita semua. Memang benar kalimat tersebut. Jika boleh di tambah, saya hendak menambahkan; “Jika ingin mengetahui nikmatnya bersyukur, maka lihatlah sekitar”

Kita tidak harus mengunjungi rumah sakit terlebih dahulu baru muncul nikmat sehat. Tidak perlu harus melihat penjara baru sadar akan waktu luang. Lihatlah disekitar kita, maka Insyaa Allah bertambah nikmat dan syukur kita pada Allah. Sebagai contoh, lihatlah bagaimana seorang bapak tukang becak, lama ia menunggu penumpangnya yang tak kunjung datang. Panas matahari, hujan, angin ia senantiasa menunggu di pangkalan becaknya.

Baca juga: Pura-pura Nikah Tapi Kok Bikin Baper

Apa pernah terfikir oleh kita , “dapat gak ya satu hari ini’’

Apa pernah terfikir oleh kita, “pasti capek, sudah tua’’

Apa pernah terfikir oleh kita, “waktu sama keluarganya dikit banget’’

Apa pernah terfikir oleh kita bagaimana susahnya mengayuh, bagaimana letihnya, bagaimana rindu dengan sanak saudaranya?

Pernah? Dengan melihat segala sesuatu yang disekitar kita, InsyaAllah kita dapati rasa syukur yang seharusnya, dan masih banyak sekali pembelajaran. Dari sana terbukti bahwa belajar bisa dimana saja dan kapan saja.

Kita yang senangnya membuang-buang uang yang ada. Tidak terfikirkah bagaimana sulitnya bapak dan ibu kita bekerja? Orang lain bekerja? Tukang becak, menunggu dipangkalan? Jika ada 1 penumpang paling mentok mendapatkan dibawah Rp. 50.000. Kemudian apa dia kembali kerumah? Enggak, dia balik lagi ke pangkalan dan mengantri mulai dari belakang. Semua dilakukan demi makan keluarga.

Baca juga: Menyegerakan Menikah Itu Lebih Baik

Atau kita hanya memikirkan segala barang branded yang sedang keluar sekarang? Tidak kita fikirkan bagaimana dapat mengoptimalkan kesehatan sekarang? Tidak memikirkan waktu yang tersisa, hanya stalking-stalking orang, comment, judge, dan waktu dihabiskan dengan gadget dan media sosial?Jika benar, lalu mau sampai kapan kita pertahankan hal-hal yang tidak berkepentingan itu?

Berbicara mengenai nikmat sehat yang telah Tuhan berikan, rasanya dzolim sekali kita sebagai orang yang Tuhan titiipkan ruh. Pasalnya, kadang kita lebih memilih bersenang-senang mengapai dunia dibandingkan dengan mengejar akhiratNya. Seolah-olah Tuhan titipkan nyawa, untuk hura-hura belaka. Nikmat sehat, kadang jua kita abaikan, semisalnya bermalas-malasan ketika badan sehat jasmani dan rohani.

Lalu nikmat bahagia. Katanya, bahagia hanya bisa diukur si pemilik rasa. Sebab rasa mu dengan rasa mereka jelas berbeda. Barangkali, sering kita temui orang-orang diluar sana yang bahagianya sederhana. Anak jalanan misalnya. Mereka bahagia hanya karena hari ini mendapatkan uang yang lebih dari yang kemarin, meski hanya Rp. 5000 saja. Padahal bagi kita, uang segitu tentu tidak cukup, benar?

Baca juga: Sudahkah Kita Menjadi Lilin Kecil untuk Pendidikan?

Kemudian nikmat syukur. Kecongkakan yang sudah melekat erat di dalam hati, nyaris membutakan mata hati. Acapkali kita sering merasa kekurangan dalam segala hal. Sudah punya sepeda, maunya punya kereta. Sudah punya kereta maunya punya mobil. Berotasi begitu-begitu saja. Tidak pernah puas dengan yang sekarang kita miliki. Padahal boleh jadi, hidup yang kita jalani, adalah hidup yang orang lain inginkan.

Dengan melihat sekitar kita bias sadar, kita bias mencontoh semangat, kegigihan dari orang lain. Allah kasih kita waktu yang sama. Allah ingatkan dalam QS.Al- Ashr “demi waktu”. Apa yang sudah kita lakukan? Kita berikan? Waktu mu, kau habiskan kemana? Semua yang saya tulis, bukan untuk menggurui siapapun, semua tulisan ini untuk diri saya sendiri, pengingat  untuk diri saya sendiri.

Editor : Amelia Pratiwi

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share article

Latest articles