Istimewanya Bulan Ramadan

- Advertisement - Pfrasa_F
(Foto: Dok. Pribadi)

Penulis: May Sharah Athifah

Di dalam agama Islam terdapat tiga bulan yang istimewa, yaitu bulan Rajab, bulan Syakban, dan bulan Ramadan. Dari tiga bulan tersebut yang paling istimewa adalah bulan Ramadan karena pada saat itu Allah melipatgandakan pahala, melapangkan ampunan-Nya serta dibukakan-Nya pintu-pintu surga, tentu saja hal ini berlaku bagi setiap hamba yang ikhlas mengerjakan amal saleh dan meninggalkan maksiat. Maka dari itu, seluruh umat muslim menantikan bulan yang suci ini untuk berlomba-lomba dalam mengerjakan amal kebaikan.

Di bulan mulia kita dilahirkan secara batiniah dengan hati yang suci dan bersih, karena ibadah puasa sejatinya membersihkan jiwa manusia yang dengan itu seakan-akan dirinya terlahir kembali tanpa dosa. Seorang muslim diwajibkan melaksanakan ibadah puasa. Puasa adalah menahan diri dari makan, minum, dan hawa nafsu. Adapun dalil Al-Qur’an yang mewajibkan puasa di bulan Ramadan tercantum pada Al-Qur’an yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kalian bertaqwa.” (QS. Al Baqarah: 183).

Berdasarkan keterangan surah Al-Baqarah tersebut, bahwa Allah Swt. mewajibkan puasa bagi seluruh umat Islam. Selain itu, puasa juga merupakan rukun Islam yang ke-4. Jadi,  wajib bagi seorang muslim untuk melaksanakan rukun Islam yang ke-4, yaitu menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan.

Puasa juga dapat membersihkan hati dan pikiran kita dari hawa nafsu setan. Seorang umat muslim yang menjalankan ibadah puasa harus bisa menahan diri dari amarah, serta menahan diri dari perbuatan yang berbau maksiat. Maka dari itu, di bulan suci ini kita dianjurkan untuk menata hati dan pikiran kita agar selalu mengingat Allah Swt. serta mengerjakan amal kebaikan.

Adapun keistimewaan amal ibadah di bulan Ramadan lainnya, seperti berikut.

  • Salat Wajib

Salat merupakan kewajiban bagi setiap umat muslim untuk melaksanakannya. Salat sering disebut sebagai tiang agama. Allah Swt. mewajibkan kita untuk melaksanakan lima kali dalam sehari semalam, yaitu: Subuh, Zuhur, Asar, Magrib, dan Isya. Pahala bagi tiap-tiap salat itu digandakan menjadi sepuluh kali lipat. Maka dari itu, mendirikan salat lima waktu pahalanya sama seperti salat lima puluh kali. Tetapi, di bulan Ramadan pahala yang diperoleh dapat berlipat ganda lagi karena keistimewaan yang ada pada bulan Ramadan tersebut, dan hal ini juga berlaku bagi salat sunah lainnya.

  • Salat Sunah

Allah mengganjurkan kita untuk melaksanakan salat sunah sebagai penyempurna salat wajib, serta menambah kedekatan kita kepada Allah Swt. yang salah satunya adalah salat sunnah rawatib. Salat sunah rawatib terbagi dua yaitu: salat sunah qabliyah dan salat sunnah ba’diyah. Salat sunah qabliyah dikerjakan sebelum memulai salat wajib, sedangkan salat sunnah ba’diyah dikerjakan sesudah salat wajib. Salat sunnah rawatib berjumlah 12 rakaat qabliyah dan ba’diyah. Berikut waktu pengerjaan untuk salat sunnah rawatib, antara lain: dua rakaat sebelum salat shubuh, empat rakaat sebelum dan sesudah salat zuhur, empat rakaat sebelum salat asar, dua rakaat sesudah dan sebelum salat magrib, dan dua rakaat sesudah dan sebelum salat isya.

Ada pun salat sunah di malam hari pada bulan Ramadan mempunyai keutamaan di bandingkan bulan lainnya, Rasulullah saw. bersabda:

Barangsiapa beribadah (menghidupkan) bulan Ramadan dengan iman dan mengharap pahala, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (HR. Bukhari dan Muslim).

Kita sebagai umat muslim harus semangat untuk mengerjakan salat-salat sunah tersebut, karena di bulan Ramadan pahala kita dilipatgandakan oleh Allah Swt. Pahala salat sunah di bulan Ramadan nilainya setara dengan pahala salat wajib di luar Ramadan. Sangat banyak, bukan?

Dari Abu Dzarr radhiyallahuanhu tentang salat malam secara berjamaah di bulan Ramadan, ia berkata:

“Kami pernah berpuasa bersama Nabi, Beliau tidak mengimami kami dalam mengerjakan salat malam hingga tersisa tujuh malam dari bulan Ramadan. Pada malam (ketujuh sebelum akhir bulan) tersebut, beliau mengimami kami hingga sepertiga malam. Pada malam berikutnya, beliau tidak mengimami kami. Beliau kembali mengimami kami pada malam kelima (sebelum akhir bulan) hingga separuh malam berlalu” Kami berkata: “Ya, Rasulullah, sekiranya engkau bersedia mengerjakan salat sunah ini bersama kami pada sisa-sisa malam kami.” Beliau menjawab: “Sesungguhnya barangsiapa yang mengerjakan salat malam bersama imam hingga selesai maka ia dicatat telah mengerjakan salat selama semalam penuh.” (HR. Ashaabus Sunan dengan sanad shahih).

  • Membaca Al-Qur’an

Di bulan Ramadan terdapat keutamaan membaca Al-Qur’an yang pahalanya berlipat-lipat ganda. Ada dua riwayat dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahuanhu, yang pertama Rasulullah saw. bersabda :

“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah maka ia mendapat satu kebaikan, sedang satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan bahwa alif laam miim satu huruf, tetapi alif itu satu huruf, laam itu satu huruf, dan miim itu satu huruf.” (HR. At-Tirmidzi).

Kemudian terdapat keutamaan yang kedua Rasulullah saw. bersabda :

“Sesungguhnya Al-Qur’an adalah undangan dari Allah, maka terimalah undangan tersebut sesuai dengan kemampuan kalian. Sesungguhnya Al-Qur’an adalah tali Allah yang kokoh, cahaya yang benderang, obat yang bermanfaat, penjaga dari kesalahan bagi orang yang berpegang teguh dengannya, serta keselamatan bagi orang yang mengikutinya. Ia tidak melenceng sehingga perlu dibenarkan dan tidak pula bengkok sehingga harus diluruskan. Keajaibannya tidak pernah terhenti dan tiada pernah usang meskipun sering dibaca berkali-kali. Bacalah Al-Qur’an karena sesungguhnya Allah memberikan pahala jika kalian membacanya. Satu huruf dibalas dengan sepuluh kebaikan. Ingat, aku tidak mengatakan bahwa,  alif laam miim adalah satu huruf, tetapi alif itu satu huruf, laam itu satu huruf, dan miim itu satu huruf.” (HR. Al-Hakim).

Berdasarkan hadis tersebut dapat kita simpulkan bahwa, membaca Al-Qur’an di bulan Ramadan dengan satu huruf saja kita dapat memperoleh 10 kebaikan. Misalnya kita kaji dalam surah Al-Baqarah ayat satu yaitu  الٓمٓ , terdiri dari tiga huruf  yaitu  ا , ل , م  jika kita hitung satu huruf 10 kebaikan, maka tiga huruf di kali dengan 10 hasilnya 30 kebaikan. Maka dari itu jika kita rajin dan semangat dalam mengerjakan amal ibadah di bulan Ramadan karena Allah, kita akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah Swt. Perbanyaklah berbuat kebaikan selagi mampu, karena amal saleh yang kita perolehlah yang akan menjadi penolong di akhirat kelak.

  • Sedekah

Di bulan suci ini jika kita berbuat baik, maka pahala yang diperoleh dapat digandakan oleh Allah Swt, seperti menolong orang lain, dan bersedekah. Sedekah membuat rezeki kita semakin luas, bertambah, dan juga berkah. Sedekah merupakan pemberian yang dilakukan dengan suka rela, seperti memberi makanan, harta, maupun yang lainnya. Namun, harus dibarengi dengan niat yang tulus semata-mata karena Allah Swt. agar Allah memberikan pahala, maupun keberkahan dan kelancaran pada rezekinya.

Di dalam hadis riwayat Al-Bukhari dan Muslim, Rasulullah saw bersabda:

“Bahwa sedekah yang diberikan secara diam-diam dapat menolak azab neraka. Di bulan Ramadan, saat peluang untuk mendapatkan keberkahan sangat besar, memberikan sedekah adalah salah satu cara yang efektif untuk menjauhkan diri dari azab neraka.

Ada juga terdapat beberapa ayat Al-Qur’an dan Hadis, yang menjelaskan bahwa Allah Swt. dapat melipatgandakan balasan atau pahala bagi seseorang yang gemar bersedekah, sebagai berikut.

  1. Surah Al-Baqarah ayat 261, Allah berfirman:

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (Q.S. Al Baqarah: 261)

2. Surah Al-Baqarah ayat 245, Allah berfirman:

“Barang siapa meminjami Allah dengan pinjaman yang baik maka Allah melipatgandakan ganti kepadanya dengan banyak. Allah menahan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan,(Q.S. Al-Baqarah: 245).

Berdasarkan surah tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Allah Swt. menjamin balasan atau pahala bagi orang yang bersedekah tersebut, akan dilipatgandakan dan digantikan dengan yang lebih banyak.

3. Hadis Riwayat At- Tirmizi, berkata :

“Siapa pun orang mukmin yang memberi makan mukmin yang lain saat lapar, Allah akan memberinya makan dari buah surga, siapa pun mukmin yang memberi minum mukmin lain saat dahaga, Allah akan memberinya minum pada hari kiamat dengan minuman yang penghabisannya adalah beraroma wangi kasturi, siapa pun mukmin yang memberi pakaian mukmin lain saat telanjang, Allah Swt. akan memberi pakaian dari sutra surga.” (H.R. At-Tirmizi No. 2449).

  • Memberi Makanan Berbuka Puasa

Sebagai umat muslim dianjurkan baginya peduli dan saling tolong menolong antar sesama. Apalagi kebaikan tersebut dilakukan pada bulan Ramadan, dengan begitu pahalanya akan dilipatgandakan oleh Allah Swt. Jika kita memberi makanan kepada orang berpuasa, sedangkan kita tidak menjalankan puasa karena keluar najis ringan  (Mutawassithoh), maka pahala yang diperoleh sama dengan pahala orang yang berpuasa tersebut.

Di riwayatkan dari Zaid bin Khalid Al-Juhani radiallahuanhu, bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda:

“Barangsiapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.” (H.R. Tirmidzi no. 807, Ibnu Majah no. 1746, dan Ahmad 5/192).

Baca Juga: Cara Islam Melindungi Hak Milik Individu

Biodata Penulis:

  • Nama       : May Sharah Athifah
  • Jurusan   : Pendidikan Matematika
  • Fakultas   : Tarbiyah dan Keguruan
  • Semester : 4

Editor: Aqlia Matslina Fattah

- Advertisement -

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share article

Latest articles