Gotong Royong Stabilkan Perekonomian, Mari Beralih ke Digital

- Advertisement - Pfrasa_F
(Redaktur Online//Dok. Pribadi)
Penulis: M. Rio Fani

Indonesia saat ini tengah memasuki babak baru dalam sebuah perjuangan melawan penyakit infeksi menular yang telah menelan korban lebih dari 759 ribu jiwa berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 14 Agustus 2020. Seperti yang diketahui, penyakit bernama novel coronavirus atau Covid-19 itu benar-benar memberikan dampak makro pada perekonomian di Tanah Air.

Di sisi lain, usaha mikro kecil menengah (UMKM) menjadi salah satu sektor yang ditekan dampak paling signifikan. Beberapa upaya seperti kolaborasi antara Kementerian BUMN dan Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkopukm) dalam mengembalikan daya beli masyarakat pun ditingkatkan untuk mendorong perekonomian agar menghindari terjadinya ancaman resesi.

Maka, benar jika kita menyebut pandemi Covid-19 adalah sebuah ‘nuklir’ yang sukses ‘menghujani’ seluruh sektor usaha dan membuatnya tidak stabil. Sementara itu, stabilitas sistem keuangan nasional bisa tidak berjalan efektif karena pembiayaan dan kontribusi di tengah masyarakat tak mampu menopang risiko atau menjadi tidak seimbang.

Oleh karenanya, bagaimana cara kita menghadapi situasi di tengah krisisnya kesehatan dan ekonomi sebagai kesadaran untuk mengedepankan paradigma budaya Indonesia yang biasa disebut ‘gotong royong’? Sebab, saat ini tak hanya diri yang menjaga jarak dengan orang lain, keuangan pun mulai menjaga jarak dari kacatama bisnis. Buram. Terutama bagi masyarakat yang berpendapatan menengah ke bawah.

Solusi Sederhana

Poin pertama untuk mendobrak perekonomian menjadi stabil adalah beralih kepada penggunaan digital. Kita bisa bersama mulai membangun kebiasaan membayar sesuatu melalui transaksi nontunai. Misalnya, dari membayar listrik, juga pembelian barang secara daring yang disebut From Cash to E-Wallet. Tak hanya itu saja, cara tersebut juga termasuk hal yang dianjurkan sebagai salah satu penerapan protokol kesehatan. Membayar tanpa harus ke tempat. Membeli tanpa harus bertemu.

Pertanyaan mulai membenak pada diri masing-masing. Bagaimana cara kaum muda bisa ikut memperjuangkan perekonomian masyarakat di tengah pandemi? Apakah yang bisa kita lakukan untuk membantu pengusaha kecil yang mulai terkikis pada ketidakstabilan? Penulis menawarkan ide, yang semoga dapat menjadi daya untuk memperjuangkan pengusaha-pengusaha kecil.

Ide itu adalah gotong royong membagikan energi untuk negeri seperti membantu pengusaha kecil untuk mempromosikan dagangannya dalam media kolaboratif. Misalnya, penggunaan media sosial atau yang sering disebut ‘olshop‘. Cara tersebut bisa juga sebagai upaya mendongkrak penggunaan digital dan penerapan protokol kesehatan secara bertahap.

Mahasiswa atau kaum muda juga bisa memulai hal tersebut dari orang-orang terdekat. Kemudian, mengaplikasinya dalam bentuk yang lebih luas mulai dari desa-desa hingga tingkat kecamatan. Meski terlihat sederhana namun, sikap ini yang bisa dilakukan untuk mendongkrak perekonomian dari skala lokal hingga nasional.

Menurut penulis, nasionalisme juga bisa diterapkan dalam upaya sederhana membentuk kebiasaan masyarakat menengah ke bawah untuk mulai mengaplikasikan produk yang dihasilkan, kemudian dipromosikan melalui media digital. Diharapkan upaya tersebut bisa menghindari masyarakat dari ancaman resesi.

- Advertisement -

Share article

Latest articles