Perubahan Sistem Sosial Budaya Masyarakat Pedesaan Akibat Pandemi Covid-19

- Advertisement - Pfrasa_F
(Foto/Ilustrasi/Pexels)

Penulis: Risma Dona Siregar

Sistem sosial budaya merupakan perilaku hubungan individu maupun kelompok dalam masyarakat yang diterima oleh sebagian besar masyarakat karena bersumber dari nilai-nilai budaya yang telah menjadi bagian pola hidup masyarakat itu sendiri. Pada masyarakat pedesaan tentunya memiliki karakteristik sistem sosial budaya tersendiri yang membedakannya dengan masyarakat perkotaan.

Seperti pada nilai solidaritas masyarakat pedesaan yang lebih tinggi daripada perkotaan. Nilai-nilai dan kebiasaan yang ada pada masyarakat pedesaan akan melekat di hati masing-masing individu ataupun bisa berubah karena faktor mendesak tertentu seperti yang terjadi ketika pandemi Covid-19 saat ini.

Wabah Covid-19 bukan hanya berdampak pada segi kesehatan dan perekonomian masyarakat. Tetapi juga berdampak pada sistem sosial budaya yang di dalamnya mengandung unsur penting seperti gagasan, nilai, dan norma yang ada pada masyarakat. Bagi masyarakat pedesaan dalam menghadapi pandemi, terdapat sisi positif yang bisa diambil.

Penguatan sistem sosial budaya yang sudah ada bisa menjadi solusi yang efektif, seperti dengan meningkatkan rasa gotong royong dalam pencegahan penyebaran virus corona atau Covid-19, yang secara spesifik tampak pada kegiatan bersama penyemprotan desinfektan yang dilakukan masyarakat pedesaan di berbagai daerah di Indonesia.

Selain itu, dengan adanya pandemi ini hal sebaliknya juga bisa terjadi. Sistem sosial budaya yang ada bisa berubah karena tuntutan sebagai solusi efektif di tengah wabah. Seperti halnya kegiatan berkumpul bersama, pengajian, gotong royong, dan  rutinan yang biasa kita lihat di pedesaan akhirnya mulai dikurangi sebagai bentuk pembatasan  sosial atau social distancing yang menjadi salah satu solusi pencegahan penyebaran Covid-19. Tentunya masyarakat pedesaan mau tidak mau harus bisa beradaptasi dengan keadaan seperti ini.

Unsur penting yang sudah dipelajari, dialami, dan dibangun bersama dalam sistem sosial budaya masyarakat pedesaan adalah gagasan, nilai, dan norma. Ketiga unsur ini ada yang mengalami penguatan ada juga yang mengalami perubahan sebagai dampak adanya pandemi Covid-19.

Pertama adalah gagasan, merupakan suatu pemikiran yang dibangun secara sosial oleh masyarakat sebagai pengemban kebudayaan dalam menyikapi lingkungan dan keadaan, termasuk pada kondisi pandemi ini. Kuatnya gagasan masyarakat pedesaan yaitu tidak makan jika tidak bekerja menjadi salah satu faktor penguat mereka tetap bekerja dan tidak mengindahkan himbauan pemerintah untuk tetap di rumah.

Kedua adalah nilai, kepercayaan yang sebagian mengalami perubahan akibat kebijakan publik yang ada di tengah pandemi, masyarakat pedesaan yang biasa melakukan takziah, tahlilan, selamatan pernikahan, dan lain sebagainya kini mulai dibatasi atau diimbau untuk jaga jarak sebagai bentuk kebijakan pemerintah dalam mengatasi Covid-19.

Ketiga yaitu norma, yang dipahami sebagai aturan tidak tertulis bersama dalam menjalani kehidupan juga terlihat banyak mengalami perubahan akibat adanya pandemi. Contoh kecil seperti, ketika bertemu orang lain kebiasaan berjabat tangan, hal ini adalah ciri yang masih sangat khas di tengah masyarakat pedesaan kita telah berubah, akibat Covid-19 berjabat tangan diimbau untuk tidak dilakukan.

Dengan kondisi seperti ini masyarakat pedesaan harus mampu memahami keadaan dan mulai beradaptasi dengan sistem sosial budaya yang sedikit bergeser tanpa menghilangkan nilai yang sudah ada. Semua perubahan sistem sosial tersebut dilakukan demi kebaikan bersama, yaitu untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Mari kita lalui pandemi ini tanpa ada rasa panik, namun tetap waspada sesuai anjuran pemerintah.

Editor : Ayu Wulandari Hasibuan

- Advertisement -

Share article

Latest articles