Karena Keindahanmu Memberikan Arti Perjuangan

- Advertisement - Pfrasa_F
Bukit Indah Simarjarunjung. (Foto/Internet/Wonderfullsumut)

Penulis: Muhammad Alvridho Prayoga

Di malam yang gelap, kami melakukan perjalanan ke Bukit Indah Simarjarunjung. Bukit itu terletak di Jalan Simarjarunjung Butu Bayu Pane Raja, Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Pukul 3 pagi, aku dan teman-temanku  memulai perjalanan dari  Tanjung Morawa dengan mengendarai sepeda motor sewaan. Saat sedang di perjalanan, teman saya melihat jam yang menunjukkan waktu subuh. ”Yuk kita mampir ke masjid dulu sudah  masuk waktu subuh.” Kami pun beristirahat dan menyegerakan diri melakukan sholat subuh.

Setelah itu, kami langsung bergegas untuk meneruskan perjalanan ”Ayo gercep masih jauh perjalanan nih,” Kami pun mengendarai kereta itu secepat kilat. Di dalam perjalanan kami mendadak kaget, dikarenakan kereta salah satu dari kami mengalami kendala yaitu mati total, kami pun membawanya ke bengkel dan meninggalkan kereta tersebut.Tidak pikir panjang kami langsung meneruskan pejalanan walaupun kami menaiki kereta itu tartik lucunya lagi kami tetap memakai helm.

Baca juga: Jangan Takut Gelap /2/

Setiba diperjalanan hatiku berdebar kencang, ”Apa ini yang dinamakan cinta?,” bukan itu yang saya maksud, ternyata di depan ada razia polisi. Kami tidak peduli hal itu, kami tetap melakukan perjalanan dan bersyukur polisi itu hanya melihat saja tanpa melakukan penangkapan terhadap kami. Lambat laun kami mulai melihat keindahan itu, menandakan bahwa perjalanan kami hampir sampai ke Bukit Indah Simarjarunjung.

Di pagi menjelang siang  kami sampai di Bukit Indah Simarjunjung. Dan keindahan itu menghampiriku, rasa lelah hilang menjadi bahagia melihat indahnya pemandangan saat itu. Dengan adanya kesejukan udara di atas bukit yang semakin lengkap dengan pemandangan air Danau Toba yang biru. Birunya air danau, membuat kapal yang sedang menyeberang ke Pulau Samosir atau yang datang dari Pulau Samosir tampak jelas. Ombak lurus berwarna putih yang dihasilkan kapal seolah hendak melukiskan keindahan yang tak terlupakan ini.

Aku sendiri tidak mau  ketinggalan momentum untuk mencoba berfoto di tempat  yang sudah tersedia. Aku mencoba untuk naik ke salah satu rumah pohon yang berbentuk hati, dari rumah pohon inilah Aku dapat melihat pemandangan birunya air Danau Toba yang terbentang luas di bawah sana dan membuat adrenalinku terpacu karena berada di ketinggian. Selain spot foto, tempat wisata ini juga menawarkan tempat berkemah, menikmati sunrise, sunset, dan flying fox, menyaksikan burung bermigrasi, rumah pohon, foto pra-wedding dan juga menikmati secangkir kopi di Coffe Shop.

Baca juga: Aku Rindu Pulang Bareng Ayah

Wes arek bengi iki,yuk pulang”.Waktu sore pun tiba, kami langsung bergegas untuk pulang. Di tengah perjalanan pun kami mampir ke kebun teh Sidamanik untuk berfoto sebentar dan melihat kebun teh yang hijau dan asri. Kami pun menyusuri sudut demi sudut area kebun teh tersebut. Dan ternyata di dalam kebun teh ada pemandian Air Bah Sidamanik dan memasukinya, tapi sayang sekali pemandian tersebut sudah dicampur tangan manusia alias sudah tidak alami lagi. Kami pun menikmati pemandian itu dengan bermain air di tempat pemandian tersebut.

Kami langsung bergegas melanjutkan perjalanan untuk yang terakhir kali. Ujian pun datang dan tidak disangka bahwasanya kereta yang dikendarai, ternyata belum lunas atau biasa dikatakan kereta lessing. Kereta itu pun dibawa ke tempat yang menangani proses permasalahan tersebut. ”Waduh gimana nih? Satu masalah belum kelar, malah datang masalah baru.”Disitu kami merasa bingung melihat keadaan yang kami alami. Waktu sudah mau petang dan kami langsung pergi mengambil kereta yang berada dibengkel. ”Alhamdulillah kereta sudah bisa untuk dikendarai,” Adzan pun berkumandang  kami langsung menghampiri masjid terdekat untuk melaksanakan sholat magrib.

Baca juga: Apa Benar Hanya Kita Kehidupan Satu-Satunya?

Perjalanan pun dimulai, dengan rasa bahagia melihat pemandangan yang dilalui. Di tengah perjalanan musibah datang lagi, kereta yang diperbaiki tadi mengalami hal yang sama yaitu keretanya ngegym lagi. ”Waduh ujian apalagi ini ya Allah,” dan diperjalanan kami menyorong kereta tersebut. Ternyata, disana ada rumah yang didalamnya orang baik dan mempersilahkan kami untuk datang kerumahnya dengan meminjam peralatan untuk memperbaiki kereta kami tersebut. Kereta itu tidak menyala-nyala walaupun sudah dicoba berkali-kali. Kepala pun pening tingkat dewa dengan masalah yang kami alami, Kami mempunyai ide ”Gimana ini, apa kereta ini kita titipkan saja dirumah ini?,” tuan rumah mendengarnya dan tidak merasa keberatan  untuk kami  menitipkan kereta yang bobrok itu.

Waktu sudah pukul 10.00, langsung kami bergegas pulang. Masalah satu persatu kami lalui. untuk itu aku percaya, “Dibalik kesulitan pasti ada kemudahan,” Malah letak perjuangan itu kami dapatkan untuk belajar menjadi dewasa. Tiba dirumah aku membersihkan diri untuk tidur. Akhirnya aku pun terlelap.

Editor : Cut Syamsidar

- Advertisement -

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share article

Latest articles