Suatu Jalan Pertemuan (Ep. 3)

- Advertisement - Pfrasa_F
Ilustrasi: Dinamika

Penulis: Putri Syakbania

Di hari yang membahagiakan ini, merupakan saksi bisu, Kiara dan sang ikhwan akan dipersunting menjadi satu jiwa yang utuh dan menyempurnakan separuh keimanan kami yaitu dengan pernikahan ini. Ijab kabul yang berlangsung pagi itu berjalan dengan lancar dan prosesi adat juga berjalan sesuai semestinya. Sampai berlanjut dengan para tamu yang berhadir silih berganti. Ketika menjelang sore hari, salah satu sahabatnya sang penulis itu datang dengan sahabat lainnya.

“Akhirnya kau sudah memikirkannya secara matang yah, hingga akhirnya kalian menikah,” katanya sambil tertawa.

Seminggu setelah menikah, Kiara menceritakan sedikit perasaan gundah gulana yang pada sang penulis saat itu. Dia terkekeh dan lucu mendengar cerita itu. Kiara hanya bisa tersipu malu sambil menghabiskan ceritanya.

Sang ikhwan pun juga bercerita tentang kisahnya sebelum menikahi Kiara pada saat itu. Ia mengatakan bahwa sebenarnya dia tidak pernah merasakan gejolak hebat yang luar biasa sebelumnya. Ketika dia bertemu dengan kebanyakan akhwat yang ada di organisasinya itu dia hanya bersikap biasa saja. Bahkan tidak ada hasrat atau perasaan lebih dengan mereka-mereka yang dijumpainya. Namun, entah mengapa ketika pertama jumpa dengan Kiara dia merasa seperti ada sebuah sapaan yang menghampirinya, bahwa dia harus mendekati akhwat tersebut.

Akhirnya, mereka pun hidup bahagia karena keimanan menyertai mereka. Suka dan duka mereka lalui bersama, yang awalnya mereka melakukannya serba sendirian sekarang mereka melakukannya secara bersama-sama. Sampai akhirnya mereka dikaruniai dua anak mungil nan cantik jelita oleh sang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Mungkin begitulah cara Allah mempertemukan mereka. Masing-masing dari kita mempunyai jalan hidup yang berbeda-beda. Mulai dari cerita cita, cinta, dan lainnya. Setiap orang memang berhak bahagia. Namun, tidak secara instan kebahagiaan itu bisa diraih. Kadang Allah menguji mereka terlebih dahulu. Memang terkadang semesta suka bercanda dengan keadaan. Tapi itulah cara Allah. Allah ingin melihat seberapa kuat dan seberapa sabar kita menghadapinya.

Allah itu Maha Baik, jadi jangan enggan untuk selalu mengikuti perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya. Jika kita ingin kebahagiaan, turutilah kemauan Allah. Bersabarlah dengan penantian. Insya Allah, Allah akan kasih lebih dari apa yang sudah kita canangkan. Allah lebih tahu apa yang terbaik buat hamba-Nya selama hamba itu masih dalam koridornya dan masih setia dan taat akan aturan-Nya.

Selesai.

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share article

Latest articles