Syukurku Membawa Bahagia

- Advertisement - Pfrasa_F
Ilustrasi bahagia. (foto/ilustrasi/pexels/pixabay)

Penulis: Nur Amalia

Percaya atau tidak, jika kamu bersyukur maka hidupmu akan bahagia. Ya, itulah yang aku rasakan. Aku selalu bersyukur atas apapun yang terjadi. Bahkan, hal yang aku tidak sukai sekalipun, aku tetap bersyukur karena aku percaya bahwa Tuhan selalu memberikan yang terbaik untukku.

Hidup sederhana adalah hal yang biasa bagiku, bekerja sedari saat masih berada di bangku Sekolah Dasar (SD) sudah seperti kebiasaan bagiku. Dimulai dari menjadi buruh sepatu, buruh cuci piring di sebuah rumah makan, berjualan, dan lainnya. Waktu untuk bermain pun aku habiskan untuk mencari uang demi memenuhi kebutuhan sekolahku.

Aku masih ingat saat itu, bulan ramadan adalah bulan yang sangat ditunggu-tunggu umat Muslim. Begitu juga denganku, karena selama bulan Ramadan sekolah akan libur. Namun, sejenak aku berpikir, selama liburan apa yang harus aku lakukan? Aku paling tidak suka  jika hanya tidur-tiduran di rumah. Lebih baik mencari aktivitas, misalnya bekerja. Lalu, di tengah lamunanku, seorang wanita menghampiriku dan bertanya.

Baca juga: Virus Corona Sampai ke Sumut, Benarkah?

“Dek, mau kerjaan gak?” dia adalah tetanggaku, aku pernah bekerja di usaha rumah makannya. Dengan semangat kujawab, “Kerjaan apa buk?” Kemudian, dia menjelaskan “Ini kan udah mau bulan puasa, nah di toko pakaian milik anak ibu butuh tambahan karyawan karena pembelinya semakin ramai. Adek mau?”

Ha? Karyawan toko? Aku tak pernah membayangkan menjadi karyawan toko, yang akan bertemu orang banyak, bakalan banyak berbicara, satu fakta untuk kalian bahwa aku adalah orang yang pendiam, bagaimana bisa aku menjadi karyawan toko. Baiklah, jika tidak dicoba bagaimana bisa tahu. Kemudian aku menjawab ‘ya’ untuk penawaran ibu tadi.

Baca juga: Warga Sumut Lakukan Aksi Damai Tolak Pemusnahan Babi

Di hari pertama aku bekerja, aku sangat bingung, aku hanya bisa terdiam karena tidak seorangpun yang kukenal. Namun, untungnya si pemilik toko sangat baik padaku, ia mengajariku bagaimana seharusnya aku lakukan, dan karyawan lainnya banyak mengajariku bagaimana cara berjualan. Setelah beberapa hari di toko tersebut, aku mulai bisa menyesuaikan  diri dengan lingkungan baruku itu, untuk gaji yang kuterima kala itu lumayan besar untuk seorang anak sekolahan. Selama bulan Ramadan aktivitas di toko menjadi  lebih banyak daripada hari biasanya. Namun, aku tetap bersyukur,karena telah diberi kesempatan untuk bekerja di toko itu.

Hari yang ditunggu-tunggu karyawan pun tiba, yaitu hari dimana THR diberikan oleh pemilik toko. Aku sangat deg-degan saat itu, sebagai karyawan baru, aku berpikir bahwa yang aku dapatkan hanyalah ratusan ribu. Namun, ketika aku membuka amplop yang bertuliskan namaku, alangkah terkejut nya aku karena uang yang kuterima sungguh berada di luar dugaanku. Sejenak, aku berpikir bahwa amplopku pasti tertukar, ah tidak mungkin, karena namaku sudah tertera di amplop itu. Lagi-lagi, aku bersyukur karena Tuhan telah mengirimkan bos yang sangat baik untukku.

Baca juga: Sebatas Sahabat, Tak Akan Lewat

Aku percaya, jika kita bekerja dengan ikhlas, jujur dan tidak perhitungan, kita akan dipercaya. Itulah yang aku lakukan selama bekerja. Hingga aku ditawarkan bekerja lagi ketika aku libur sekolah, setelah aku lulus sekolah pun aku tak sempat menganggur karena bos ku menerimaku untuk bekerja di tokonya. Ditambah lagi, aku diajak liburan ke Malaysia dan Singapura bersama karyawan lainnya. Semua biaya ditanggung oleh bosku, mulai dari paspor, tiket pesawat, dan penginapan bseserta biaya makan. Bagaimana mungkin aku bisa melupakan pengalaman pertama naik pesawat, MRT dan LRT.

Editor : Yaumi Sa’idah

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share article

Latest articles