Addin 418: Pertolongan Allah Swt. Itu Nyata

- Advertisement - Pfrasa_F
(Ilustrator: Hary’s Hidayat Abdillah Simanjuntak)

Penulis: Ramadhani Nanda Amelia 

Kamu mungkin pernah menangis begitu panjang atau merintih di tengah kesunyian karena merasa diri begitu kecil untuk menghadapi ujian yang terlihat begitu nyata di hadapan mata. Saat itu, kepercayaan dirimu hilang dan kekuatanmu tenggelam. Kamu sungguh berharap badai-badai ujian ini segera berakhir. Namun, ujian itu tetap saja senantiasa hadir, walaupun kita mencoba untuk terus-menerus menghindar. 

Begitulah dunia, medan laga bagi manusia. Ketika kita telah memilih jalan keimanan dan mulai melangkah menjadi seseorang yang lebih baik, ujian sudah tentu akan senantiasa hadir. Namun, ujian tersebut bukanlah tanda Allah Swt. tak menyayangi kita. Justru inilah tanda bahwa Allah Swt. turut menginginkan kita menjadi seseorang yang lebih baik. Ujian adalah medan untuk menempa diri bagi jiwa-jiwa yang ingin menguatkan dirinya. 

Ujian demi ujian bukan untuk mematahkan harapan kita. Karena sebenarnya ujian adalah anugerah, hanya kita saja yang terlalu menghakiminya. Sampai kita merasa bahwa kata ujian tak layak ada dalam kamus kehidupan dunia. Padahal, sempurna itu memang ditakdirkan bukan untuk kita miliki, yang ada hanyalah manusia-manusia merasa sempurna. 

Baca Juga: Addin 417: Cakrawala Pendidik Peradaban

Seperti firaun yang merasa bahwa ia adalah yang terkuat, tanpa kelemahan, tanpa kecacatan. Karena setiap keinginannya selalu terpenuhi, memiliki banyak pasukan, berhasil membangun kerajaan yang begitu megah. Tanpa sadar, itu membuatnya begitu angkuh sampai mengaku sebagai tuhan, dan itu adalah kesalahan yang membuat fir’aun ditenggelamkan. 

Bukankah ternyata memiliki segalanya, semua keinginan terpenuhi juga bisa menjadi bencana? Maka jangan berburuk sangka terhadap takdir Allah Swt. pada ujian diberikan-Nya. Sebab, di balik setiap ujian tersimpan hikmah-hikmah besar. Bila kita belum mampu memahami hikmah tersebut, itu karena keterbatasan ilmu yang kita miliki. 

Bukankah Allah Swt. mengubah sifat api yang begitu panas menjadi dingin ketika nabi Ibrahim hendak dilemparkan ke dalam api? Apakah laut tidak terbelah ketika Nabi Musa terpojok dari kejaran firaun dan pasukannya? Bukankah Allah Swt. telah memenangkan dan melindungi Rasulullah saw. serta pasukannya dalam setiap pertempuran untuk memperjuangkan dakwahnya? 

Kepada siapa mereka meminta pertolongan ketika mereka di ambang batas logika manusia? Allah Swt., sebab Dia-lah yang menguasai apa yang ada di dunia. Allah Swt. yang menjadikan sesuatu itu ada dan juga tiada. Allah Swt. yang menghidupkan dan mematikan. Tidak ada satu pun yang tidak dalam genggamannya.  

Sebagaimana Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Qasas ayat 88 yang artinya: “Dan jangan (pula) engkau sembah tuhan yang lain selain Allah. Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Segala sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Segala keputusan menjadi wewenangnya dan hanya kepadanya kamu dikembalikan.” (QS. Al-Qasas :88) 

Kehidupan seharusnya bisa berjalan dengan baik dengan mensyukuri apa pun takdir yang kamu jalani, tetapi sayang kamu tak pernah melihat jalan itu. Kamu terus berasumsi kebahagiaan itu terletak di hal-hal yang besar, padahal tidak selalu begitu. Kita tak akan pernah sanggup bila harus menghitung kenikmatan yang Allah Swt. berikan. Maka jangan sampai kita jadi bagian dari orang-orang yang selalu berkeluh-kesah dalam hidup, kita akan jauh dari kebahagiaan. 

Apabila nikmat melalaikan kita dan ujian akan mampu mendekatkan kita pada Allah Swt., maka lewat mana lagi kita bisa mendapatkan pahala, mendapatkan cinta Allah Swt.? Allah Swt. tahu perasaan kita, Allah Swt. tahu kesedihan mendalam yang kita rasakan, dan Allah Mahatahu apa obat terbaik dari semua ini. Lalu, pada siapa lagi kita mau meletakkan kepercayaan kita bila bukan pada Allah Swt.? 

Adakah yang lebih menyayangi kita daripada Allah Swt.? Adakah yang lebih mengerti kita daripada Allah Swt.? Ingatlah, takdir Allah Swt. itu selalu yang terbaik, bila terasa belum baik, berarti takdirnya belum selesai. Sabar, selalu kuatkan kesabaran. Karena kesabaran akan membawa kita dekat dengan kebahagiaan dan akan selalu berada dalam penjagaan Allah Swt. 

Kadang yang kita butuhkan bukan hanya semua masalah selesai, tetapi yang kita butuhkan adalah ketika kita berada di sisi Allah Swt. dan Dia berada di pihak kita. Jalan menuju surga memang tak akan mudah, apalagi bagi diri yang sudah begitu lama terikat dalam dosa-dosa. Hanya saja kesulitan-kesulitan itulah yang akan melepaskan ikatan dosa-dosa, yang menjadi jalan Allah Swt. mengampuni kita dan mendekatkan kita kepada surganya. Angkat tanganmu ketika berada di titik terendah karen pertolongan Allah Swt. itu nyata. 

Libatkan Allah Swt. dalam setiap langkah kita menuju ketaatan, agar datang pertolongan, sebab bila kita hanya bersandar pada diri kita sendiri, tak akan mampu kita mengarungi jalan panjang ini. Walau terasa berat, walau kejenuhan semakin memuncak, kita tetap tak boleh kehilangan ketaatan, kita tidak boleh kehilangan keimanan. Bila hati mulai condong kepada keburukan, segera bawa ia kembali dalam jalan kebaikan agar selamat sampai tujuan. Beberapa cara mendekatkan diri kepada Allah Swt. dengan lima amalan utama: 

1. Sabar dan perbaiki salat 

Selalu berusaha salat tepat waktu, berjamaah di masjid, dan usahakan melakukan ibadah sallat sunah lainnya seperti tahajud, makin banyak sujud makin dekat dengan pertolongan Allah. Jika kita ingin memperbaiki suatu urusan maka hal utama yang harus diperbaiki ialah salat. 

2. Memperbanyak baca Al-Qur’an 

Membaca satu huruf dalam Al-Qur’an seperti melakukan satu kebaikian yang dikali 10 pahala kebaikannya. Kalau kita sering membaca Al-Qur’an maka kemungkinan akan banyak keajaiban dalam hidup kita. 

3. Perbanyak selawat 

Semakin sering mengucapkan selawat maka akan semakin sering mengingat Rasulullah, sebab akan ingat kepada perjuangan Rasulullah, pengorbanan beliau, ingat kepada kemulian akhlak beliau, ingat kecintaan beliau kepada kita umatnya. Semakin sering berselawat maka akan semakin sering kebaikan yang tercurahkan kepada kita.

4. Perbanyak istigfar 

Barang siapa terus-menerus melazimkan istigfar, memohon ampun kepada Allah Swt., baginya dilapangkan dari kesempitan, Allah Swt. akan memberi jalan keluar dari setiap persoalannya dan Allah Swt. datangkan rezeki yang tak terduga-duga.

5. Perbanyaklah sedekah 

Semua kebaikan adalah sedekah, dengan sedekah maka kebaikan akan kembali kepada kita, kita harus bisa melakukan sedekah sekecil apa pun itu, seperti ilmu, tenaga, ataupun dengan harta, sebab di dalamnya mengandung kebaikan yang berlimpah. 

Baca Juga: Addin 416: Allah Tidak Butuh Salat Kita

Biodata Penulis:

  • Nama       : Ramadhani Nanda Amelia
  • Fakultas   : Dakwah dan Komunikasi
  • Jurusan   : Komunikasi dan Penyiaran Islam
  • Semester : V
  • IG            : @rnadlmt.26
  • Email        : @rahmadaniananda26@gmail.com
- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share article

Latest articles