Sejarah Kopi di Indonesia

- Advertisement - Pfrasa_F
Ilustrator: Lahza Taya

Penulis: Lazha Taya Aqnieszka

Kopi  merupakan salah satu minuman yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia bahkan seluruh dunia. Kopi bukan hanya sekadar minuman saja, melainkan juga sudah seperti gaya hidup di  zaman sekarang. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kopi terbesar di dunia. Bahkan pada tahun 2017 Indonesia berada di peringkat keempat penghasil kopi terbesar di dunia.  Nusantara tidak hanya menghasilkan satu jenis kopi, ada banyak sekali jenis-jenis kopi yang tersedia di Indonesia seperti; kopi Aceh Gayo, kopi Toraja, kopi Papua Wamena, kopi Kintamani Bali, kopi Flores Bajawa. Sebelum kopi  Indonesia mendunia, ia memiliki sejarah yang amat panjang yang patut kita ketahui.

Baca juga: Pramoedya Ananta Toer

Sejarah kopi masuk ke Indonesia diawali pada tahun 1696. Belanda membawa kopi dari Malabar, India ke Jawa. Mereka menanam dan membudidayakan kopi tersebut di Kedawung. Kedawung merupakan perkebunan yang terletak dekat Batavia. Namun, usaha pada tahun ini tidak berhasil, dikarterjadi bencana alam. Gempa dan banjir datang pada saat itu sehingga hal itu menggagalkan hasil kopi tersebut. Kemudian Belanda melakukan usaha kedua.

Usaha kedua dilakukan lagi oleh Belanda pada tahun 1699. Pada tahun ini, Belanda mendatangkan stek pohon kopi ke Indonesia, dan usaha pada tahun ini berhasil di lakukan. Setelah pembudidayaan kopi tersebut berhasil di lakukan pada tahun 1699, sampel yang dihasilkan di kirim ke Amsterdam, Belanda pada tahun 1706. Sampel kopi tersebut dikirim untuk di teliti. Hasil penelitian kopi tersebut sangat bagus. Setelah mengetahui kopi yang dihasilkan bagus dan berkualitas, Belanda pun mengirimkan bibit-bibit kopi tersebut ke seluruh daerah Indonesia. Dan menanamkan bibit-bibit kopi tersebut ke perkebunan Indonesia.

Baca juga: Mahasiswi UIN SU Jadi Korban Penjambretan, Sang Ibu Tewas

Bibit-bibit kopi tersebut dikirim ke Sumatra, Sulawesi, Bali, Timor, dan pulau-pulau lainnya di Indonesia. Perkebunan-perkebunan tersebut berada di dataran tinggi dengan tingkat kesuburan tanah dan cuaca yang baik. Namun  pada tahun 1878, hal yang tidak diinginkan terjadi di perkebunan kopi Indonesia. Perkebunan kopi tersebut terserang penyakit karat daun, Sehingga tanaman kopi tersebut mati. Pada saat itu jenis kopi yang di kembangkan merupakan jenis kopi Arabika.

Untuk mengulanginya, Belanda mendatangkan jenis kopi yang berbeda. Belanda  mengirimkan jenis kopi Liberika. Ternyata jenis kopi Liberika tersebut juga mengalami hal yang sama dengan kopi Arabika. Jenis kopi Liberika ini juga mengalami penyakit karat daun. Belanda mendatangkan lagi jenis kopi yang berbeda pada tahun 1907. Jenis kopi yang didatangkan merupukan jenis kopi Robusta. Jenis kopi Robusta tersebut yang berada di dataran rendah dapat bertahan dari penyakit karat daun hingga saat ini.

Baca juga: Jangan Mau Dibodohi Ponsel Pintar

Pasca kemerdekaan tahun 1945 seluruh perkebunan Belanda di Indonesia, di nasionalisasi oleh pemerintah. Sehingga secara berdaulat Indonesia memiliki kendali penuh terhadap perkebunan-perkebunan yang ada di Indonesia. Hingga saat ini Indonesia menjadi salah satu penghasil kopi terbesar di dunia.

Editor: Amelia Pratiwi

- Advertisement -

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share article

Latest articles