Belajar Sabar dan Ikhlas dari “Bidadari Bermata Bening”

- Advertisement - Pfrasa_F
(Foto: Dok. Internet pinterest.com)
  • Penulis          : Habiburrahman El Shirazy
  • Editor            : Syahruddin
  • ISBN             : 978-602-0822-648
  • Kover            : Abdul Basith El Qudsy
  • Penerbit        : Republika Penerbit
  • Tahun Terbit : 2017

“Kalau nanti kenyataannya tidak seperti yang kamu bayangkan, kamu harus sabar” (Halaman 121)

Peresensi: Aulia Ramadani Pane

Novel bergenre romance dan daily life ini mengisahkan dua insan yang saling jatuh cinta di lingkungan pesantren. Tokoh utama wanita bernama Ayna, ia merupakan santriwati sekaligus seorang khadimah atau pembantu di pesantren terkait. Tokoh utama pria bernama Afif, biasa disapa dengan panggilan Gus di depan namanya. Gus Afif merupakan anak dari Kyai Sobron, pemilik pesantren tempat Ayna menempuh pendidikan.

Novel ini mengandung banyak ilmu, banyak pula pesan tersirat yang disisipkan oleh Habiburrahman El Shirazy selaku penulis, satu di antaranya mengajarkan bagaimana caranya memaknai kesabaran dan keikhlasan.

Baca Juga: Berani Tidak Disukai

Ayna merupakan sosok santriwati yang cantik lagi berprestasi, banyak teman-teman di pondok yang senang akan kehadirannya. Namun demikian, ujian hidup teruslah diterima Ayna, baik saat masih di pesantren ataupun saat dirinya sudah selesai dan memutuskan untuk keluar dari pesantren. 

Sebagai gadis yatim-piatu, Ayna sadar bahwa tidak mungkin baginya untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Hal inilah yang pada akhirnya membuat Ayna ingin tetap tinggal di pondok. Sampai akhirnya Nyai Nur Fauziyah melamar Ayna untuk Kyai Yusuf Badrudduja, seorang ustaz yang saat itu sudah ditinggal mati istrinya.

Ayna sangat bersyukur dengan tawaran itu, dia yakin pilihan dari nyai adalah pilihan terbaik bagi dirinya. Akan tetapi, nasib malang tetap menimpanya. Pakde Darsun dan istrinya menolak pinangan saat mendiskusikan keinginan itu. 

Di sinilah ujian berat tengah menanti Ayna. Ternyata pakdenya telah menyusun rencana tersendiri untuk menikahkan dirinya dengan Yoyok—seorang pengusaha kaya dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Jika dia menolak tawaran itu, maka tali kekeluargaan dengan pakdenya akan putus. Betapa hancurnya hati Ayna. Andai saja ibunya tidak memberi wasiat padanya untuk tidak memutus tali silaturahmi, sudah pasti dia menolak mati-matian perjodohan dari pakdenya.

Ayna berharap ada sebuah mukjizat (pertolongan) yang bisa mengeluarkannya dari lingkaran ujian itu, tetapi pertolongan yang diharapkannya datang terlambat. Ketika keluarga Kyai Sobron ingin meminang Ayna untuk Gus Afif, perempuan itu sudah terlanjur menerima pernikahan dengan Yoyok. Perjuangan keras hidup Ayna dimulai dari titik ini. Bagaimana ia menjaga kesuciannya agar tidak direnggut paksa oleh suaminya yang kerap mabuk dan main wanita, serta bagaimana dia berjuang menjaga diri agar tidak dijual untuk menutup perbuatan korupsi yang dilakukan sang suami.

Novel ini sangat direkomendasikan untuk dibaca, pasalnya bukan hanya berisikan hal yang bisa menghibur pembacanya saja, tetapi juga banyak pelajaran dan pesan tersirat yang bisa didapatkan. Mulai dari kesabaran Ayna menghadapi segala ujian dalam hidup dengan banyaknya plot twist tak terduga yang terjadi. Bahkan dari segi kegigihan Ayna untuk bisa membangkitkan nama baik keluarganya dengan pendidikan. Pelajaran lain yang bisa diambil ialah ketika Ayna dan Gus Afif ternyata diam-diam saling mencintai dan bisa saling menjaga cintanya untuk tetap suci. 

Kendati demikian, setiap hal tidak luput dari kekurangan, begitu pula dengan Novel Bidadari Bermata Bening ini. Penulisannya yang tidak dipisah sesuai dengan bab-babnya membuat pembaca sedikit kesusahan. Beberapa bagian juga menggunakan bahasa asing yang cukup sulit dimengerti.

Baca Juga: Perjuangan Rasulullah dan Para Sahabat dalam Kebangkitan Islam

Editor: Rika Wulandari

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share article

Latest articles