Menjelajahi Indonesia dengan Buku “Arah Langkah”

- Advertisement - Pfrasa_F
(Foto: Dok. Internet www.bukukita.com)
  • Penulis                : Fiersa Besari
  • ISBN                    : 978-979-794-561-9
  • Penerbit              : Media Kita
  • Tahun Terbit       : Cetakan Pertama, 2018
  • Jumlah Halaman : 300 Halaman
  • Genre                  : Novel Perjalanan dan Kehidupan Sehari-hari

Peresensi: Aulia Ramadani Pane

Sakit hati memanglah hal yang sulit untuk disembuhkan. Kalau kata Roma Irama, lebih baik sakit gigi daripada sakit hati. Hal inilah yang dirasakan oleh tokoh utama dalam novel “Arah Langkah” yang sekaligus merupakan penulis dari novel ini pula. Hati yang terluka membawanya berkelana menyusuri daerah-daerah di Indonesia. 

Cerita ini dimulai dengan Bung yang patah hati lalu nekat melakukan perjalanan untuk menghapus luka yang ditorehkan tunangannya karena berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Sebagaimana Bung memilih berkelana, mencari jati diri, atau berusaha melarikan diri dari bayang-bayang masa lalu bersama mantan kekasihnya yang melekat erat di setiap sudut Kota Bandung. 

Bung memiliki dua teman lain, yakni Anissa, seorang tomboy yang sangat berani dan dikenal sebagai preman karena menurut sekelilingnya nama Anisa tidak cocok dengan keadaannya yang sangat jantan. Seorang lainnya ialah Baduy, pemuda yang tergabung dalam komunitas Free Dive yang menemani pengelanaan Bung.

Baca Juga: Coco: Film Animasi Disney yang Menghadirkan Pesan Mendalam

Dalam buku tersebut diceritakan, mereka memulai perjalanan pada 2013 ke berbagai daerah di Indonesia dengan berbagai tujuan dan melewati banyak tantangan yang seru, menggembirakan, serta sulit. Namun, perjalanan tidak selalu lancar, banyak tantangan dan kesulitan yang dihadapi. Bahkan kadang mereka harus bertengkar karena pendapat yang berbeda, tetapi mereka bisa menyelesaikannya dan segera kembali. Selama perjalanan, kawan-kawan Bung mulai mengundurkan diri hingga membuat keadaan menjadi tidak stabil. Akan tetapi, Bung tidak pernah menyerah dan terus menyusuri perjalanan.

Pada Bab terakhir, semua sahabat Bung pulang. Didahului Prem karena kehabisan uang dan tidak mau berutang terlalu banyak, dilanjut oleh Baduy karena orang tuanya sakit hingga akhirnya Bung sendiri berlebaran di Miangas. Dia mulai patah semangat sebelum sampai ke Raja Ampat, di mana dia berjanji akan menggunduli rambut gondrongnya. Sahabat Bung, Intan, terus mendorongnya untuk menyelesaikan proses berkelananya dan ia memutuskan terus melalui perjalanan.

Mereka menemukan banyak pengalaman berharga di sepanjang rute pengelanaan itu, mulai dari mengunjungi tempat wisata, mendaki gunung, melihat adat istiadat lokal dan budaya yang beragam, serta belajar toleransi dalam keyakinan. Pengalaman seorang paruh baya yang sangat membenci Tuhan juga diabadikan dalam potret perjalanan mereka dan catatan dalam buku “Arah Langkah” ini. Ia merasa senang bertemu dengan orang-orang baru dan berteman dengan orang-orang tersebut. Selain itu, Bung juga mencampuradukkan kisah masa lalunya dengan Mia, mantan kekasihnya.

Ditambah lagi dengan beberapa foto hasil tangkapan langsung sang penulis turut mewarnai isinya dan semakin membuat buku tampak berbeda, sedikit menghilangkan kebosanan orang-orang yang membacanya. Pengemasan bahasa yang cukup santai juga membuat pembaca lebih relaks dan bisa memahami tiap-tiap sudut isi buku tanpa harus mencari maksud tersirat dari isi novel tersebut. 

Kendati demikian, buku ini juga memiliki kelemahan, salah satunya ialah penggunaan bahasa daerah di beberapa tempat yang membuat pembaca sedikit bingung dengan bahasa yang disajikan penulis. Selain itu, karena ini novel perjalanan penulis selama menyusuri daerah-daerah di Indonesia, peresensi merasa bosan karena permasalahan yang ada di dalam buku terasa kurang “gereget”. 

Walaupun demikian, buku ini sangatlah direkomendasikan untuk kamu yang suka membaca buku perjalanan tetapi dengan tulisan yang dikemas dalam bentuk narasi hingga tidak terlalu kaku. Di mana, ada sensasi-sensasi kita turut ikut dalam petualangan tersebut dengan dukungan foto yang dimasukkan ke dalam novel tersebut. Jadi, jangan ragu untuk membaca buku ini, ya, Sobat!

Baca Juga: Kado yang Baik, Dari Sebuah Buku Berjudul “Kado Terbaik”

Editor: Rika Wulandari

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share article

Latest articles