Hidupmu Berantakan? Terapkan Tip Ali bin Abi Thalib dengan Menjauhi Tujuh Perkara

- Advertisement - Pfrasa_F
(Foto: Dok. Internet chrome.com)

Penulis: Aqlia Matslina Fattah

Sayyidina Ali bin Abi Thalib merupakan salah seorang sahabat Rasulullah Saw. Yang juga termasuk ke dalam golongan As-Sabiqunal Al-Awwalun atau golongan orang pertama yang masuk Islam. Tidak hanya itu, beliau juga termasuk ke dalam golongan khulafaurasyidin, empat pemimpin Islam pertama setelah Rasulullah wafat. Beliau juga terkenal dengan julukan Babul ‘Ilm atau gerbang Ilmu karena kepandaian dan kecakapannya, maka dari itu, beliau memiliki banyak nasihat yang dapat dijadikan motivasi dalam menjalani kehidupan.

Baca Juga: Eksploitasi Agama pada Film Horor Religi

Berikut tip dari sayidina Ali bin Abi Thalib dalam menjalani kehidupan agar mendapatkan ketenangan dengan menjauhi tujuh perkara. Jika hal ini dapat diterapkan dalam kehidupan, maka efeknya akan terasa. Seperti hati akan terasa tenang, tubuh dapat lebih bersemangat, kehormatan dan agama akan terjaga, tentu saja hal ini dapat menjadikan hidup lebih penuh syukur dan bahagia.

Sayyidina Ali bin Abi Thalib pernah berkata: “Jauhilah tujuh perkara, maka tubuhmu akan terasa nyaman, hatimu akan terasa tenang, hidupmu akan bahagia, kehormatan dan agamamu akan terjaga.”

  • Jangan meratapi masa lalu

Jauhilah sesuatu yang membuatmu untuk selalu meratapi masa lalu. Hal itu dapat membuang buang waktu, betapa ruginya seseorang yang menghabiskan hidupnya hanya untuk tinggal dalam kehidupan masa lalu sehingga kehidupan sekarang terbengkalai dan berdampak pada kehidupan yang mendatang. Sejatinya masa lalu bukanlah untuk diratapi, tetapi untuk direnungi sehingga ke depannya dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

  • Jangan memikirkan sesuatu yang belum terjadi

Terkadang memikirkan sesuatu yang belum terjadi dapat mengusik ketenangan dalam diri. Dengan kata lain, terjebak dalam ilusi yang kita buat sendiri, sehingga berdampak pada kelangsungan hidup sehari-hari sehingga hal tersebut akan menimbulkan kekhawatiran, depresi, stres, dan memengaruhi kesehatan tubuh karena beban pikiran yang berlebih. Jadi, ada baiknya jika kita percaya kepada takdir Allah Swt. dengan selalu berprasangka bahwa takdir Allah yang terbaik. Akan tetapi, hal ini harus diselingi dengan usaha yang terbaik dari diri kita sendiri.

  • Jangan menghina orang lain

Menghina orang lain adalah perbuatan yang dapat mengotori bahkan mematikan hati. Salah satu tanda dari matinya hati adalah menghina kekurangan yang ada pada diri orang lain tanpa melihat kekurangan diri sendiri. Sebagai seorang muslim ada baiknya jika selalu mengintrospeksi diri sendiri dan hanya fokus pada kekurangan yang kita miliki, sehingga nantinya kita dapat melahirkan versi terbaik yang ada pada diri sendiri. Jika melihat suatu keburukan memang sudah seharusnya kita bertindak dengan menasihati dengan baik, tetapi bukan berarti menghina berkedok menasihati.

  • Jangan mengharapkan balasan

Ketika kita berbuat baik, jangan sekali-kali berharap akan mendapatkan kebaikan yang sama agar kita tidak merasa kecewa. Bersifat ikhlas dan tulus adalah solusi agar hidup menjadi tenang, jangan terlalu berharap sesuatu apa pun dari manusia bahkan hal yang kecil sekalipun. Sejatinya manusia adalah tempatnya salah dan lupa, bahkan kemampuannya terbatas.

Oleh karena itu, lebih baik berharap kepada Allah pemilik harapan dan manusia itu sendiri, agar terhindar dari kekecewaan yang mendalam. Sayidina Ali bin Abi Thalib pernah berkata, “Aku sudah pernah merasakan seluruh kepahitan dalam hidup, yang paling pahit adalah berharap pada manusia.” Percayalah, setiap tangan yang menadah ke langit untuk berdoa tidak akan kembali dalam keadaan kosong.

  • Hindari sifat tamak

Terutama dalam melihat sesuatu yang belum kita miliki. Sifat ini memiliki dampak buruk bagi diri sendiri maupun orang lain.

  • Jauhi marah yang tidak jelas pada orang yang terlihat tenang 

Jangan meremehkan orang tenang, karena orang yang tenang bukan berarti tidak bisa melakukan apa-apa. Biasanya orang yang tenang adalah orang yang cermat dalam berpikir dan hati-hati dalam memilih. Jika menunjukkan sikap yang marah-marah dengan orang tersebut, maka sama saja seperti mempermalukan diri sendiri karena akhirnya dapat menunjukkan eksistensi buruk yang ada dalam diri.

  • Jangan berlebihan memuji orang lain

Memuji sama dengan memberikan apresiasi untuk memotivasi seseorang agar menjadi lebih baik. Namun, dalam hal memuji tidak baik secara berlebihan karena dapat membuat seseorang yang dipuji jatuh pada kesombongan dan merasa besar kepala, sehingga tidak menyadari hal buruk dalam perilakunya dan tidak akan menemukan jalan untuk mengoreksi dirinya.

Baca Juga: Ternyata, Komunikasi itu Penting, ya!

Editor        : Syahda Khairunnisa 

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share article

Latest articles